Sabtu, 29 April 2017

N.Y.A.W.A.

sebenarnya, waktu itu saya hendak memposting sebuah tulisan, pada 22 April 2017 dengan kalimat utama:

Yogyakarta, 22 April 2017

tapi karena sudah sangat larut malam (justru pagi) dan esok hari saya punya plan untuk mengerjakan banyak hal, yasudah, saya memutuskan untuk menundanya. Hehehehe... kalo diposting sekarang masih bisa lah ya..



Yogyakarta? ciye... pulang :)

"Kenapa pulang?"
adalah pertanyaan mendasar dari apa ang akan saya tulis di sini.

"Kenapa pulang?"
adalah pertanyaan basa-basi yang kali ini sebetulnya akan mendapat jawaban yang cukup kompleks.

S a y a   m e n c a r i   n y a w a .

itu jawabannya.

Aduh, tolong, mengapa begitu kurang spesifik?

Oke, saya buat lebih simpel: saya jenuh. Saya jenuh hingga merasa dijadikan robot, dikendalikan segala macam. Kurikulum, lingkungan, tuntutan, tanggung jawab...

kemudian hilang nyawa.


Karena itu saya pulang, untuk mengisi nyawa saya kembali.

Agak lebay ya, memang, hehehe.. tapi ajaib. Ketika saya pulang, menemui orang-orang sekitar saya, baik yang  dekat maupun tidak dekat, saya akhirnya bisa merasa sangat amat lega.

mungkin karena tanah itu rumah saya, mungkin karena rindu, mungkin karena Yogyakarta, tidak tahu.

atau mungkin juga, karena orang-orangnya yang hadir tanpa "pemanis buatan"..
tidak tahu, tidak tahu.

mengutip dari sebuah dialog dalam teater yang saya lihat di Yogya bertajuk Opera Primadona,
"Tampaknya manusia memang seperti itu. Di dalam dunia bahagia yang dicarinya, harta, tahta, wanita. Bila tangis melulu yang ditemui, maka mereka akan mencari Tuhan. Tapi Tuhan jauh di surga, lantas mereka mencari bahagia supaya instan didapat. Bagaimanapun caranya."

(kurang lebih seperti itu ._.)


Bagi saya kini, padahal bahagia bisa didapat, jika kita temukan nyawa didalamnya.

Se simpel itu.

Minggu, 12 Maret 2017

Kemana Tanya Bermuara?

i'm back!!! it's been so long, huh?
ya, setelah saya menjalani kehidupan kuliah selama satu semester lebih akhirnya momen blogging ini datang juga :" *bersihin debu di segala postingan*

kuliah sibuk?
hmm... kalau sibuk sih engga juga rasanya. tapi kuliah di tempat saya ini, cukup untuk membunuh hobi saya :( (and so the others, ternyata nggak cuma saya yang merasa begitu)

se-menyita itu kah?
hmm i say, yes, terutama ditambah dengan pengalaman saya yang di awal semester sempat coba  sana perkumpulan unit sana sini, lihat yang cocok, lihat yang baik dan akhirnya nihil semua tidak tercapai wkwkwk

duh, kenapa malah curhat begini? jadi seperti bikin vlog..
vlog..
blog..

duh, teringat tiba-tiba selama blogging sejak smp, teman-teman saya banyak yang selalu gonta-ganti alamat blognya. ada yang menghapus blog lama, ada yang membiarkannya saja. nah, saya sendiri heran, kenapa masih saja awet ya blog ini? *curcol sekali lagi*

but, well give some appreciation for my lovely blog :)) semoga kalian tidak bosan-bosan ya mampir ke sini..

anyway...

saya sebenarnya ada niatan untuk merubah tema blog ini, sudah bosan dengan paduan hitam kuning wkwkwk.. tapi berhubung kuliah saya sedikit menyita waktu, mungkin sekarang saya baru akan memenuhi janji saya yang lalu: publish my short story titled..

Kemana Tanya Bermuara?

fyi, cerpen ini saya buat begitu saja ketika saya sedang ada di masa-masa puyeng SBMPTN (tes tulis masuk PTN), ketika sedang banyak pertanyaan yang lalu lalan di sekitar kepala. saat itu sebelum UN, dan ada segerombol teman saya yang bilang, "Soal (tryout) dari Jakarta pasti tembus!" dalam bahasa Jawa tentunya.

makanya karena di zaman-zaman belajar, cerpen ini terasa sedikit saintis (dan memang disengaja saintis, i mean, di dalam alurnya pun jika dicermati ada sebab akibat sebuah reaksi kimia). tapi jangan khawatir, saya rasa cerpen ini pun juga bisa diterima bagi khalayak.

tidak ada niat apa-apa sebenarnya, tapi begitu sampai dirumah lalu menjumpai jari-jari saya gatal menyentuh keyboard, alhasil tertuanglah semua kejadian di SMA sebelumnya.

btw, teman saya yang bicara seperti itu kini masih dalam perjuangan untuk mendapatkan kursi di PTN yang dia inginkan. Sambil baca, sambil doakan dia ya! :)

cheers

Minggu, 10 Juli 2016

the Wadon goes to the Mojang

Firstly...
HAPPY EID MUBARAK!!!
Minal Aidzin wal Faidzin all :)

Sebuah keistimewaan tersendiri saya bisa berbagi sama kalian melalui blog ini, tapi maaf beribu maaf kalau saja tiap kata bahkan huruf bisa sampai menyinggung kalian :")

"Balik ke 0-0 lagi yaa"

itu kalimat favorit saya di lebaran tahun ini wkwkwkwk..
mentang-mentang bersamaan sama event euro jadi sok-sok pake score bola gini.

Well, "lebaran kemana?" jadi kalimat terbanyak di chat dan sosmed *sorry bukan jaman sms lagi* dan entah kenapa jawaban paling banyak yang saya dapatkan tahun ini terbanyak adalah, "di Jogja aja."

(sad song on the track)

Iya... saya juga.

Jadi setelah banyak diskusi dan akhirnya mencapai kesepakatan, saya ditemani Mama stay di Jogja kali ini. Niatnya sih biar nggak homesick :(

Duh mak alay deh!

Emang! wkwkwk... ya bayangin aja, setelah sekian lama di Jogja, besar di Jogja, seneng, sedih, susah, marahan, ngegeng, naksir, makan, minum, tidur di Jogja terus tiba-tiba harus pergi gitu, kan...

...hiks.

Padahal merantau kan asik bray! Ke Bandung lagi! Wah, jadi hitz abiz bisa-bisa! "Kamu pulang-pulang jadi kayak membernya Asian Top Model, Nik!" kata temen saya.

this "wadon*" goes to "the mojang**"

Sejujurnya yah, kalau buat diri sendiri sih saya rela-rela saja buat pergi ke mana aja, rela banget malah! But... the people... :(

itu yang berat, berat banget!

Makanya bahkan sejak tahu saya akan pindah dari Jogja setiap kali bertemu teman-teman yang saya lakukan adalah diam *ini beneran*. Melihat mereka satu-satu dan dalam hati bilang, "kamu... tengs banget ya! hiks.. kamu harus sukses begitu kita ketemu lagi!". Oke silakan kalian muntah-muntah sekarang juga karena kelebayan saya, tapi saya sendiri benar-benar merasa sedih harus meninggalkan mereka semua.

Lucunya, semua jadi sangat ingin saya peluk. Baik yang benar-benar saya sayang sampai saya sebali, astaga! Saya benar-benar merasa bodoh sekali saya bisa sempat sebal dengan beberapa orang itu.

"Kamu bener Nik, ninggalin Jogja itu berat!" akhirnya kata teman saya yang lolos tes PTN dan harus keluar Jogja juga *awalnya dia bilang biasa aja lho!*.


*) wadon = perempuan (bhs jawa)
**) mojang = perempuan (bhs sunda)

Saran: dimaafkanlah Manik Pram atas kealayannya

trims :)


NEXT: i'm gonna share my short fiction inspired by my leaving plan (?) dan ini kali pertama saya membuat cerpen dengan mendengarkan instrumen secara kontinyu (maksudnya satu lagu saya ulang-ulang) :P so stay tune!

Rabu, 22 Juni 2016

Sekelebit Kata "Solar Plexus"

adDeected pasti tahu!
hahaha... yup, kelihatan sekali saya sedang membaca seri Supernova (untuk kesekian kali) di liburan ini. Entah harus dibilang anugrah atau kutukan, liburan ini saya menjadi betah stagnan dalam satu posisi ditemani dengan berbagai macam bacaan (dan laptop kadang).

Solar Plexus?
(n): jaringan saraf dalam rongga abdomen, berlokasi tepat di depan aorta dan di belakang perut, terdiri atas ganglion yang mengirimkan impuls saraf. Beberapa pendapat mengatakan bahwa yang disebut "hati" atau pusat perasaan pada manusia sesungguhnya terjadi di solar plexus.

Begitu kata catatan kaki nomor 5 dalam "Supernova: Ksatria, Putri, & Bintang Jatuh" di halaman 6 .

Lantas ada apa dengan Solar Plexus?
atau gampangnya mungkin...

Ada Apa dengan Cinta?

hahahaha...

Saya tahu terjemahan ini tidak tepat, karena perasaan belum tentu berarti cinta dan cinta barangkali bukan perasaan. Lalu apa? Nafsu? Tidak ada yang tahu. Lagi-lagi kami manusia dengan batas. Segala definisi terjadi karena berbagai macam kira-kira.

dan itulah yang terjadi,

DAN ITULAH YANG TERJADI!!

ketika kau merasakannya. Kau bahkan sulit mendefinisikannya, bukan? Iya atau tidak, tidak atau iya. Sepertinya kedua-duanya benar. Dua muka disini benar adanya, di satu sisi menyangkal, tapi di satu sisi menyangkal penyangkalan itu. Ingin rasanya dua muka itu dijadikan koin saja, yang kalau dilempar lalu jatuh pada bidang datar, kemudian jelas adanya: yang itu, atau yang ini.

Aduh mengapa jadi rumit? Padahal...

"Love shall set you free," kata salah satu tokoh di novel Supernova.

Padahal cinta butuh pengorbanan.


Jadi, yang mana yang benar? Bisakah jika hal ini ditempelkan pada dua sisi koin saja? (:

Jumat, 03 Juni 2016

Good News Nowadays :)

Em, jadi kali ini saya akan curcol  sepuas-puasnya sekaligus sesingkat-singkatnya. Karena engga mau kalau kalian bakal bosen *hala sok perhatian* sekaligus gamau lama-lama diintipin sama adik saya di samping ini -_- (ya, jd sekarang adik gw juga ngeliatin gw yg lg blogging, apa bgd! -_-)

Well, um, congratulation for meeeh!! karena saya masuk dalam list pemenang lotre terbesar selama 18 tahun napas di dunia ini.

Guess what?! (jangan ngintip ke bawah dulu!)


S-N-M-P-T-N

Iya!! Seumur-umur gapernah ngimpi bisa dapet jalur undangan PTN di SMA. Jangankan ngimpi, ngekhayal aja ga pernah!

Ya bayangin aja deh,
1. masalah nilai, saya biasa-biasa aja!
2. rapot? yang konon kalau mau masuk undangan harus meningkat atau setidaknya stabil, justru milik saya jungkir balik naik roller coaster naik turun!
3. akreditasi SMA? Hmm.. A sih, but there are many many high school that better than mine. bukan menjelek-jelekkan sih, tapi dilihat dari histori memang begitu. Di PTN se region aja jumlah mahasiswa dari SMA saya tidak lebih banyak dari mahasiswa jebolan SMA-SMA lain.
4. jumlah mahasiswa di PTN pilihan saya dari SMA saya bisa dihitung dan justru mereka yang diterima lewat jalur undangan ini di tahun-tahun sebelumnya justru makin menurun.

Jadi ya jelas saya sejak awal sudah pesimis untuk mendapatkan kesempatan itu. Apalagi jatah SNMPTN dari tiap-tiap sekolah dikurangi. So akumah apa atuh berani-baraninya mengharap kesempatan itu. Wkwkwkw.. So I prepared myself for the real real war of this: SBMPTN (tes tulis)

Bahkan sampai di tanggal pengumuman SNMPTN pun saya tetap tidak percaya akan kesempatan itu. Palingan juga gabakalan deh! Ngimpi aja kalo dapet! begitu pikir saya.

Dan saat waktunya saya membuka web pengumuman tersebut...

It was written there...



What the faaaaac(ade)
I was extremely so lucky, I am the winner. Oh, am I? Is it real?
God! Don't joke me!
Reload...
Reload...
Reload...
Canda bgt deh! Panitia salah nama nih kayaknya!
Apa saya masukin kode salah?


Begitu seterusnya sampai tiga hari tidak kunjung selesai. Kaki gemetar, keringat dingin, akhirnya banyak melamun, buku biologi yang niatnya saya tinggal sejenak untuk melihat sebuah pengumuman gaib itu masih terkapar terbuka di halaman terakhir yang saya baca...

God... this mess... beneran tjoy!!! :"""))


But wait! Arsitektur, perencanaan dan pengembangan kebijakan?
bukannya situ maunya dokter?

Well, itu.. dokter..
guys, check the previous post, it's a long story. Keinginan menjadi dokter ditentang papa, lalu berdebat blablabla..
Akhirnya terpaksa saya urungkan niat itu dan beralih ke teknik industri (jaman masih idealis sekali) karena dulu mikirnya, kerjanya di mana-mana bisa, dan cewek bisa banget masuk situ, bidang yang fleksibel
Lalu kemudian saya berpikir, teknik industri? Is that you? Kalau kamu bisa jadi profesional kenapa nanggung jadi seorang yang fleksibel? Lama sekali saya bisa menemukan "saya" di kala-kala penentuan seperti itu. So.. um, PWK is my last choice :) Disitu saya, dan disana saya barangkali bisa mengembangkan apa yang saya tidak bisa.
Doakan ya guys :)


Tapi bagaimanapun, kalau saya adalah orang luar (seseorang yang sedang tidak dalam kondisi mau masuk PTN seperti ini) saya tetap berpikiran: mereka yang bisa masuk lewat tes tulis alias SBMPTN jauh jauh jaauuuh lebih keren bangett dibandingkan mereka yang masuk lewat SNMPTN atau undangan. Karena... ya merekalah the real fighter! The real chosen people. So, buat kalian, mereka, teman-teman yang masih berjuang, I'm a big fans of ya! Tetep semangat tanpa batasss :))


Then karena saya termasuk orang yang menang lotre besar itu, saya dan beberapa teman mulai menggarap the last project in high school, film dokumenter angkatan untuk malam prom night. Panjang sekali ceritanya dan sungguh berkesan sekali. Karena itu kali pertama saya menjadi editor film! Bersama teman saya yang juga menang lotre, Mia kami bersama-sama mendadak menyentuh Adobe Premiere cc Pro!! Gilee...

Si Mia ini sebelumnya juga udah jago banget masalah edit-editan, cuma anak-anaknya dia grafis diem. Berbekal referensi youtube dan temen-temen yang udah pro tapi masih terperangkap dalam SBMPTN preparation, akhirnya jadilah film ituuu #BenerTogether

Well, this is ma squad:
Ian, manusia millenium otw jadi dokter IUP UGM! (kiri)
Saqib, bos besar kite! Calon anak sosial UGM (depan kiri)
pemenang lotre besar (hijab merah)
Mia, calon ibu jiwa (samping gw yang menang nominasi "terampil" di prom)
Aziz, calon mekanik, a newbie of photograph (kanan)
Ari, a hiperbolic wkwkwk, calon penghuni FEB UGM, calon artizz (kanan depan)

Nah, baru dua peristiwa aja panjangnya dah masyaAllah...
Yasudah ya guys, itu list nama temen-temen saya juga diamini dong! Mereka orang hebat, asli! *mulai ga nyambung*

Semoga kalian selalu disertai keberuntungan :)))
-MP

Sabtu, 30 April 2016

(real) Future PEOPLE

Heyya fellas! Sorry about my rare visiting to this blog. Sebenernya dari bulan Oktober kemarin saya sendiri sudah meniatkan diri untuk rutin kembali aktif di blog. Terlebih di semester akhir tahun 2015 lalu saya sudah merasa terlepas dari berbagai aktivitas sekolah, jadi saya niatkan untuk kembali ke sudut digital.

But, life is full of games! So, there was another match waiting to be terminated. Bahkan sampai sekarang sudah ada yang mengantre lagi: SBMPTN!!! Whoaa...

Tapi saya akhirnya belajar sesuatu: untuk menjadi multitasking dalam hidup saya sendiri. Apalagi saya ini perempuan yang... yang.. besok...

Well, this is what I actually want to share :)

Kalau dulu waktu kecil pasti kita kalau ditanya mau jadi apa, maka apapun jawaban kita akan di terima begitu saja. Seolah-olah yaa memang kita ini bisa jadi apa saja sesuai apa yang kita inginkan. Dulu saya sering sekali berganti-ganti cita-cita, mulai dari astronot, pilot, koki, desainer, penyiar radio, tukang es krim, dokter, dokter, dokter, dan dokter. Yup, cita-cita yang paling betah nempel di hati adalah dokter.

Nggak tau ya, kenapa bisa seperti itu. Tapi yang jelas ini bukan masalah gengsi atau setingkatnya. Saya ingin sekali menjadi seseorang yang benar-benar berguna, untuk Tuhan, bangsa, dan almamater... (eh... kenapa jadi begini? wkwkwk)

Ya intinya saya ingin membantu sampai pelosok-pelosok. Saya rela.

Tapi semakin dewasa, segala macam angin dan badai kita lewati hingga akhirnya kita sampai pada pertanyaan: langkah apa yang akan kita ambil untuk masa depan kita besok? (maaf ya, terlalu generik bahasanya)

Misalnnya saja seseorang yang hampir lulus SMA, akhirnya seperti diuji ketangguhan akan cita-citanya: yakin kamu besok mau jadi ini?

Kenapa bisa ada tanya begitu? Oleh sebab banyak pro-kon yang barangkali akan tidak sepadan dengan hidup kita besok, barangkali cita-cita yang membekas di hati sejak lama itu kemungkinan besar akan mengolengkan kita besok, barangkali... barangkali... dan barangkali.

"Kamu mau jadi dokter? Kamu itu cewek, besok punya keluarga, kalau kamu jadi dokter kamu nanti bakal sibuk, bisa nggak kamu ngurus keluargamu besok?!" singkatnya begitu kata Papa saya ketika Beliau tahu keinginan saya untuk menjadi dokter ini mulai serius.

Singkat cerita saya akhirnya menarik kesimpulan yang juga dari cerita teman-teman saya:  yang perempuan diminta untuk mempertimbangkan dengan amat sangat akan kedudukannya sebagai future mom, yang laki-laki diminta untuk mempertimbangkan dengan amat sangat akan kedudukannya sebagai pencari nafkah.

Barangkali... barangkali... dan barangkali.

Kadang saya berpikir, ternyata seseorang hanya bisa berspekulasi sedemikian rupa karena sesuatu tidak umum di kehidupan sebelumnya. Sekali lagi, selalu barangkali.. barangkali... dan barangkali.

Saya tidak ingin mengajukan sebuah tanya dalam posting ini, meski memang di dalamnya mengandung sebuah tanya. Tapi apa daya jika memang kesimpulannya adalah, oh jadi begini toh hidup itu.

MP