Selasa, 30 Juni 2015

(really wanna) REBORN, (at least you can) RETURN

HAPPY HOLIDAY ALL!!! :) Well, mungkin nggak semuanya sudah mendapatkan liburan. But, for me, especially for the 2nd grade of high school, ini adalah hal yang rasanya kayak.. uh, akhirnya istirahat juga! You know, di kelas 11 atau 2 SMA ini sehari kayaknya gak pernah cukup untuk menjadi sehari. Seperti yang pernah saya share di post sebelumnya, in this age I finally understand what’s the meaning of ‘time is money’ is.

Segala kesibukkan sekolah, organisasi, events, everything! Apalagi di tahun itu pun gak sedikit remaja yang meraih angka 17 dalam hidupnya. I mean, gonjang-ganjing kehidupan akhirnya dirasakan karena rasa peka bermunculan dengan sangat halusnya. Well, it’s tiring (if you think over). Ya, kalau kita enggak sadar bahwa kita sedang dalam proses menuju dewasa, kita akan terlalu hanyut dalam perasaan atau sekarang yang lagi hits bahasanya adalah baper (bawa perasaan).

Karenanya, meskipun ini melelahkan saya sangat-sangat berterima kasih dengan segala peristiwa yang justru membuat saya down. Saya ingat betapa putus asanya saya ketika merasa tidak becus untuk menjadi seorang pemimpin dalam sebuah event. Ingin mencoba tegar karena menurut saya pemimpin tidak boleh memperlihatkan air matanya. Akhirnya saya bersikap sok galak dan memaksakan semuanya taat peraturan karena takut segala macam risiko datang, hingga mengorbankan kebahagiaan orang lain. Betapa egoisnya saya saat itu. Mencoba meluruskan apa yang saya rasa tidak benar, hingga melampaui orang yang seharusnya tidak semestinya saya lampaui. Astaga! Begitu banyak kesalahan-kesalahan selama ini sehingga apa yang seharusnya berjalan lurus tidak bisa hadir sesuai ekspetasi. Saya juga sempat merasa jaim (jaga image) untuk bergabung bersama kawan-kawan lain. Lalu nekat untuk melanggar peraturan sekolah, mencoba mencontek beberapa kali (karena saya tidak pernah menyontek lagi setelah kelas 4 SD, hingga akhirnya ulangan harian terakhir sungguh penasaran apa rasanya menyontek), bolos kelas, dan masih banyak kesalahan lainnya.

Kalau ditanya apakah saya merasa menyesal? Jawabannya adalah iya jelas! Rasanya ingin sekali mengulangi segalanya. But at least I get so many lesson from there. Jika itu tidak terjadi, maka belum tentu saya bisa mengerti kalau ini itu baik atau buruk. Seperti yang dikatakan Alanda Kariza dalam bukunya, Dream Catcher: let’s make our take downs to be our turning point. Entah mengapa saya suka dengan kalimat itu, karena memang benar adanya. Seringkali apa yang membuat kita drop, patah semangat, kalau kita kuat dan berani menghadapi, itu akan menjadi pondasi kita untuk lebih kuat. Yeah, everything happens in your life make you grow up!

Semua terasa melelahkan! Iya, terasa sekali belajar hidup ternyata lebih sulit dibandingkan matematika di kelas. Kendati kita sudah tahu kalau egois itu tidak baik, pelit itu tidak baik. But life isn’t just theory. Kita butuh aplikasi dari semua itu dan ketika mengaplikasikannya, merasakan ketidak-baikkan atau kebaikkannya selanjutnya kita akan mengerti betul. Dan itulah yang disebut belajar. Mengerti, dan bukannya menghafal.




Oh, dan um.. balik lagi ke liburan. Sibuknya masa-masa sebelum liburan sungguh sangat menyita waktu hingga akhirnya saya lupa kalau saya punya banyak hobi. Hahaha.. lebay! Iya memang, I’m a kind of a person who can’t leave co-working project till that project done (even if I have to sacrifice, I’ll do it). Disitulah kelebihan dan kekurangan saya. Too care, kalau kata Anggita, teman saya dari sejak SD. Karena itu saya sedang belajar untuk menjadi lebih tidak peduli saat ini and of course do my hobbies during this holiday. Balas dendam ceritanya, hehehehe...

Percaya tidak sih, kita ini punya rasa bosan? Apalagi sesuatu kita hadapi sesering mungkin, setiap hari barangkali. If you do, so do I. Ada rasa jenuh yang kemudian muncul rasa ingin mengganti kegiatan itu dengan hal baru. But someday you will do the same with your new activity then miss your old activity. Dan voila.. akhirnya kita ingin balik lagi ke kegiatan yang dulunya membosankan itu. Well, it’s like a circle, dan seperti itulah saya kepada hobi saya.

Dulu saya suka sekali menggambar. Apa saja! Meski juga jelek-jelek. Sejak sebelum TK-lalu TK-SD-SMP awal-awal. Dari hanya sekedar coret-coret asal gambar-gambar dibuku, lalu mewarnai yang keluar garis mewarnai yang mulai bisa rapi, gambar gunung-gunung-matahari-burung-sawah, orang-rumah-pohon, sekumpulan anak kecil yang main-main lalu sebagian anak ada yang kebalik balik, lalu mulai belajar kaligrafi di sekolah (karena dulu saya di SD Muhammadiyah), kemudian tipografi sederhana (yang hanya sekedar bisa), kemudian melihat teman bisa bagus sekali menggambar manga, akhirnya saya pun menggambar manga, lalu terakhir sok-sok ingin menjadi desainer karena suka dengan gaun tokoh Hermione di Harry Potter yang ke-4 saat itu dan mencoba menggambarnya. Then, done. I stopped to draw on that time.

Why? Ya karena bosan. Bayangkan, setiap bulan Mama harus membelikan 1 rim kertas HVS karena selalu habis hanya untuk coret-coret saya dan adik-adik. Tapi disamping menyesali keborosan saya, saya benar-benar kagum dengan Mama yang rela menyisihkan uang belanjanya kendati hanya berakhir menjadi coretan-coretan sampah akhirnya :’) “Tapi kan imajinasi kamu tertuang,” kata Mama ketika sempat saya tanyakan mengapa. Aaaaww!!! Thanks Mama :*

Kemudian sibuk dengan yang lain-lain hingga tibalah saatnya sekarang, I really miss that activity :( Saat saya masih duduk di bangku SMP (kelas 3 akhir) saya sempat mencoba menggambar manusia real dari foto. Emm, beberapa teman saya jadi korbannya (dan tidak ada dari mereka yang tahu kalau saya iseng menggambar mereka) ya walaupun masih jelek hehehe.. tapi saya senang mencoba hal baru itu. Dan ternyata sulit juga menggambar/melukis hal realis guys.

Semakin lama mengenal teman-teman SMA ternyata banyak juga ya yang bisa menggambar, tidak terhitung jumlahnya. Dari yang kartun, doodle, thyphograph, hingga makhluk hidup atau benda lain yang relalis yang benar-benar mirip dan bisa berwarna. Waow... I ‘m happy to know that but I still can’t do that hihihii... Lalu suatu hari saya melihat ilustrasi dress di instagram. Tidak lama sebelum liburan ini, dan spontan saya langsung ingin mencobanya, saya tertarik. I very am.

This is my re-draw from my old dress design (when I was on elementary school)


My lately illustration from some dress that I've seen from one of online shop in instagram (@quinnbee_jogja)
Mengingat dulu sekali saya sempat mencoba menggambar beberapa dress di buku (tentu saja tanpa ada ilmu desain apapun, masih ngawur) lantas saya mencari buku itu dan mencoba me-re-draw beberapa diantaranya. Dan semenjak itu hingga sekarang, I think I revert to my old hobby, and I beliave can do better :) So what about you?

Senin, 01 Juni 2015

T-I-M-E



Wah, long time no see ya! For you guys, sorry for my passiveness lately because so many activity I’ve done lately. Not so much actually, but yeah it’s because of me can’t manage time so well. Well, guys I learn so many life-lesson too on these activities include about how worth the time is! It feels like this is so not enough if there’s only 7 days a week, 24 hours a day, 60 minutes an hour, even a second run so fast. But we rarely aware about that.

Time always walk, their enjoyness threats our destiny. And sometimes is our fault for not being smart to manage them so we have to run for chasing the time. Now I still learn about how to solve that problem, how to manage the time so my activities can be done punctual. It’s not easy anyway. Moreover, on my age now we’re not rarely feel lazy to do something. Even there’s teenager word to say that: mager (males gerak/lazy to move). Oh God....

Two days ago there’s a seminar in my school from the faculty of law UGM talk about corruption. Well, don’t judge about the boring theme. I did feel the same as I said on the first time, bored. But at the end there’s a speaker from KPK (the corruption eliminate comitte) have awaken me from my homesick feeling (IDK, great people always makes me interested). Named Zainal Arifin. Then I asked about ‘mager’ feeling that usually attack teenager as me. “We can’t deny that lazy is so human. But all we all we can do, when we arrive on that spot just give your mind a believeness to get up from that position,” he said.

There’s a quote I like from the book that I’ve read,
Giving up is okay, but the story has to resume.
 
I believe all people have been stuck on the lowest layer of their life, include lazy. But remember the time is never sleep.

MP